FORUM Alumni F I A D
Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.


Forum Silaturrahmi Keluarga Besar Alumni FIAD UNMUH Surabaya
 
IndeksAwalLatest imagesPencarianPendaftaranLogin
 Home
 forum
 anggota
 Photobucket
 bantuan
 pencarian
 pesan masuk
 logout
 bantuan
Sponsor
Dicari Agen / Distributor Kosmetik kosmetik kunjungi Belipedia.com
RADIO DAKWAH ONLINE

Login
Username:
Password:
Login otomatis: 
:: Lupa password?
Latest topics
» pilar-pilar keluarga sakinah
Air Mata Ibuku I_icon_minitimeMon Mar 26, 2012 8:07 pm by myshemo

» kunang-kunang
Air Mata Ibuku I_icon_minitimeTue Jun 07, 2011 1:25 am by iwied

» fiqih dan perkembangan pranata sosial Islam
Air Mata Ibuku I_icon_minitimeTue Apr 05, 2011 7:42 am by ginatriana

» Kenapa harus ada aliran dalam Islam
Air Mata Ibuku I_icon_minitimeMon Sep 28, 2009 4:03 am by m.arifin

» salam kenal semua
Air Mata Ibuku I_icon_minitimeWed Aug 26, 2009 2:13 pm by crew

» Media Dakwah
Air Mata Ibuku I_icon_minitimeSat Aug 22, 2009 7:18 pm by m.arifin

» Penyakit mematikan dlm aqidah Islam
Air Mata Ibuku I_icon_minitimeSat Aug 22, 2009 7:14 pm by m.arifin

» Panduan Belajar Tajwid
Air Mata Ibuku I_icon_minitimeSat Aug 22, 2009 3:17 pm by Admin

» 100 Tokoh paling berpengaruh di dunia
Air Mata Ibuku I_icon_minitimeSat Aug 22, 2009 3:14 pm by Admin

SEKEDAR MENYAPA



ANDA PENGUJUNG KE... !!
Website counter

 

 Air Mata Ibuku

Go down 
PengirimMessage
Admin
Admin
Admin
Admin


Jumlah posting : 136
Age : 44
Registration date : 26.10.08

Air Mata Ibuku Empty
PostSubyek: Air Mata Ibuku   Air Mata Ibuku I_icon_minitimeFri Apr 24, 2009 2:58 pm

http://eramuslim.com/oase-iman/air-mata-ibuku.htm

Air Mata Ibuku Ibu_kelaparan


Hari ini genap 58 tahun usia Ibuku. Usia yang sudah tidak muda lagi. Dari kerutan di wajahnya terlihat kerasnya perjuangan hidup yang dialaminya. Hari-hari yang dilaluinya selalu dihiasi dengan indahnya perjuangan dan doa. Hal ini telah kubuktikan, bahkan sejak pertama kali ku menatap dunia.

Sekitar 28 tahun yang lalu, saat pertama kalinya ku menatap dunia, ada skenario indah yang digariskan Allah untuk ku. Ada segumpal daging yang Allah titipkan di dadaku. Segumpal daging yang cukup besar bagi sesosok bayi kecil yang belum mengerti apa-apa. Disinilah awal kurasakan perjuangan Ibuku. Menunggui anak nya di ruang operasi walaupun luka pasca kelahiran belum benar-benar mengering. Melupakan semua lelah dan penat di rumah sakit, hanya untuk memastikan bahwa bayi yang baru saja dilahirkannya selamat dan dapat hidup dengan normal. Tidak cukup sampai disitu, perjalanan hidup yang dijalaninya bukanlah perjuangan yang mudah untuk dilakukan. Mengurus lima orang anak sering membuatnya menjadi seperti itu, karena setiap anak punya cerita tersendiri akan riwayat kesehatan nya. Masih jelas dalam ingatanku, beberapa kali Ibuku harus berurusan dengan rumah sakit.

Saat ini, di usia nya yang sudah tidak muda lagi, masih segudang masalah yang sering kubebankan padanya. Masalah-masalah yang sudah seharusnya tidak menjadi beban pikiran nya lagi. Hari ini, kulihat air mata ibuku menetes lagi. Bukan karena kesedihan yang begitu mendalam, tapi keharuan yang teramat sangat. Keharuan akan kerinduan yang mendalam pada anak-anak nya. Keharuan akan hasil perjuangan nya dahulu. Keharuan akan kebahagiaan saat anak-anak nya berkumpul di hari bahagianya. Sudah lama tidak kulihat air mata itu, terakhir kulihat saat kuucapkan permohonan maaf ku dalam rangkaian acara “sungkeman” sebelum akad nikah ku berlangsung kira-kira tiga tahun yang lalu.

Hari ini kurenungi lagi perjalanan hidupku, belum banyak yang bisa kuberikan untuk membahagiakan ibuku. Masih banyak ku berkutat pada permasalahan rumah tanggaku sendiri yang cukup banyak menyita waktu. Sampai suatu saat ku utarakan kegundahanku akan kontribusi yang sangat minim dariku untuk membahagiakan nya. Namun jawabnya dengan penuh bijak, “Nak, orangtua itu menyayangi anak nya tanpa mengharapkan pamrih sedikitpun, tidak ada harapan atau keinginan untuk mendapatkan balasan apapun dari anak-anak nya. Apa yang diberikan orangtua itu hanyalah wujud kasih sayang yang tulus untuk anak-anak nya, sebesar apa kasih sayang orang tua, akan terlihat dari perjuangan orangtua dalam membesarkan anak-anak nya. Membalas jasa orang tua tidak akan mungkin bisa dilakukan oleh seorang anak. Yang paling mungkin kamu lakukan adalah membalas jasa orangtua dengan cara melakukan hal yang sama atau bahkan lebih baik kepada anak-anak mu. Didik dan perlakukan anak-anakmu dengan baik jauh lebih baik dari apa yang kamu terima dulu. Melihat anak-anakmu tumbuh cerdas dan berakhlak baik adalah balasan terbaik buat Ibu”.

Ahh.. Ibuku.. Kau tetap bijaksana, sama seperti yang kukenal sejak masa kecilku dulu.

“Ya Allah berikanlah Ibuku umur yang barokah, dalam cinta Mu dan limpahan ridho Mu. Berikanlah senantiasa kebahagiaan dalam setiap detik perjuangan nya”.

“Rabbighfirli waliwalidayya warhamhuma kama robbayanii soghiiro…”
Kembali Ke Atas Go down
https://alumnifiad.indonesianforum.net
 
Air Mata Ibuku
Kembali Ke Atas 
Halaman 1 dari 1

Permissions in this forum:Anda tidak dapat menjawab topik
FORUM Alumni F I A D :: HIKMAH :: HIKMAH-
Navigasi: