Asal-Usul Agama Kristen - Mengenal Bibel
Kitab Suci / Holy Bible dalam agama kristen itu terbagi dalam dua bagian, yaitu : Old Testament (Perjanjian Lama) dan New Testament (Perjanjian Baru). Literatur kristen dalam bahasa Indonesia memanggil salinan kitab suci itu dengan "Alkitab".
Biblia, yang merupakan Kitab Suci dalam agama Yahudi, dipanggil oleh pihak kristen dengan Perjanjian Lama dan merupakan bagian dari kitab suci agama kristen. Biblia itu terbagi atas tiga bagian : Torah dan Nebiim dan Kethubiim.
Kitab suci agama Yahudi itu disebut juga „Perjanjian“. Inti isinya termaktub dalam Sepuluh Perintah (Ten Commadments) seperti termuat dalam Keluaran (20: 1-12) dan dalam Ulangan (5:1-21), yang merupakan perjanjian Yahuwa dengan bani Israil.
Sepuluh Perintah itu termuat dalam dua buah Luh, yang dibawa turun oleh Nabi Musa dari puncak sebuah bukit batu di semenanjung Sinai, yang pada puncak yang terpandang suci itu Nabi Musa menerimakan perjanjian dari Allah Maha Kuasa (Yahuwa)
Di dalam hubungan perjanjian Yahuwa dengan bani Israil itu, Kitab Suci Al-Qur'an dari agama Islam menyebut „Perjanjian“ tersebut dalam berbagai Surah dengan al-Mitsaq , (Baqarah, 27; Ra'ad, 27; Nisak, 153; Maidah, 15; Baqarah, 63, 84,93; dan berbagai Surah lainnya), yang bermakna: Perjanjian.
Karena pihak kristen berpendirian bahwa ketetapan yang diberikan Allah Maha Kuasa kepada Jesus (Isa Al-Masih) itu pun merupakan perjanjian, maka lahir dua istilah dalam dunia kristen, yaitu : Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru.
Perjanjian Baru / New Testament
Perjanjian Baru merupakan kitab suci yang paling azasi dalam agarna kristen sekalipun dunia kristen itu mengakui kitab suci agama Yahudi merupakan bagian dari kitab sucinya juga.
Perjanjian Baru itu terbagi atas empat bagian :
1. Gospels (himpunan Injil) terdiri atas empat Injil :
a. Injil Matius, karya Matius.
b. Injil Markus, karya Markus.
c. Injil Lukas, karya Lukas.
d. Injil Yahya, karya Yahya.
2. Acts of Apostles (Kisah Rasul-Rasul) terdiri atas sebuah kitab saja, yang merupakan karya Lukas.
3. Epistles (himpunan Surat) terdiri dari 14 buah Surat Paulus (Rum, Korintus Pertama, Korintus Kedua, Galatia, Epesus, Pilipi, Kolose, Tesalonika Pertama. Tesalonika Kedua, Timotius Pertama, Timosius Kedua, Titus, Pilemon, Ibrani, 1 buah Surat Yakub (James), 2 buah Surat Peterus, 3 buah Surat Yahya, 1 buah Surat Yahuda.
4. Apocalypse (Wahyu) terdiri' atas sebuah kitab saja, yang merupakan karya Yahya.
Perbandingan luas isi dari keempat-empat bagian itu, dengan meminjam Kitab Perjanjian Baru cetakan 1955 yang diterbitkan Gedung Alkitab di Jakarta, tercatat sebagai berikut :
Injil Matius : 93 halaman
Injil Markus : 60 halaman
Injil Lukas : 97 halaman
Injil Yahya : 74 halaman
Kisah Rasul-Rasul : 90 halaman
Surat Paulus :216 halaman
Surat-surat lain : 43 halaman
Kitab Wahyu : 45 halaman
jumlah : 718 halaman
Melihat perbandingan luas isi di atas dapat disimpulkan suatu fakta bahwa himpunan Surat-Surat Paulus itu merupakan bagian yang sangat dominan di dalam Perjanjian Baru itu.
Synoptic Gospels
Keempat Injil di atas itu adalah tulisan empat tokoh mengenai peristiwa-peristiwa dalam kehidupan Jesus, semenjak lahir sampai menjalankan missinya dalam wilayah Galelia (Palestina Utara) dan terakhir dalam wilayah Judea (Palestina Selatan).
Tiga Injil yang pertama (Matius, Markus, Lukas) itu disebut dengan Synoptic Gospels, yakni Injil-Injil yang hampir bersamaan isinya. Sekalipun dijumpai perbedaan-perbedaan kecil di sana sini mengenai urutan Silsilah, urutan Kejadian, ragam Peristiwa, akan tetapi dalam rangka keseluruhannya hampir bersamaan.
Kalangan Sarjana-sarjana-Bible (Biblical Scholars), yang melakukan penelitian secara intensif terhadap satu persatu Injil itu, menyimpulkan bahwa masing-masing penulis Injil sama-sama memungut dari suatu Sumber Asal, akan tetapi Sumber-Asal (Q) itu sudah tidak dijumpai kini dan tidak dikenal sama sekali.
Sebaliknya Injil Yahya mempunyai cara sendiri di dalam mengisahkan kehidupan beserta missi dari Jesus itu. Baikpun urutan Kejadian maupun ragam peristiwa agak jauh berbeda dengan 3 Injil yang disebut Synoptic Gospels itu.
Perbedaan lainnya bahwa 3 lnjil yang pertama itu bercerita dalam bentuk yang sederhana dan mudah dipahami, akan tetapi Injil Yahya telah dipenuhi oleh ungkapan-ungkapan filosofis.
Perbedaan lainnya yang sangat tajam sekali ialah mengenai lama missi yang dijalankan Jesus dalam wilayah Galelia dan wilayah Judea itu. 3 Injil pertama bercerita bahwa Jesus Kristus itu menjalankan missinya dalam masa satu kali Perayaan Paskah, lalu tertangkap pada masa perayaan Paskah itu di Jerusalem. Jadi, Jesus menjalankan missinya dalam tempo lebih kurang satu tahun saja.
Tetapi Injil Yahya bercerita bahwa Jesus Kristus itu menjalankan missinya dalam masa tiga kali Perayaan Paskah, dan terakhir ditangkap dalam Perayaan Paskah di Jerusalem. Jadi menurut Yahya, Jesus Kristus menjalankan missinya dalam tempo 3 tahun, bukan satu tahun seperti keterangan ketiga Injil yang tergolong Synoptic Gospels itu.
Keempat Injil itu disusun penulisnya di dalam bahasa Greek kuno (Yunani). Sedangkan Jesus Kristus lahir dan hidup dalam lingkungan masyarakat Yahudi di Palestina, yang dewasa itu berada di bawah kekuasaan imperium Roma, dan menjalankan missinya dalam lingkungan masyarakat Yahudi itu, yang dewasa itu cuma mengenal dan mempergunakan bahasa Arainik yaitu suatu dialek dari bahasa Ibrani (Yahudi).
Nazarenes dan Christians
Pengikut Jesus yang pertama sekali terdiri atas kelompok-kelompok Yahudi dalam wilayah Galelia maupun Judea, yang oleh kalangan Sarjana-sarjana Bible (Biblical Sholan) disebut dengan Early Christians, yakni Orang kristen yang pertama sekali.
Pada masa hidup Jesus sendiri maupun masa berikutnya belum dikenal sebutan orang kristen (Christianis). Mereka itu cuma disebut oleh kalangan lainnya, terutama oleh pihak-pihak yang menantang Jesus, dengan sebutan Nazarenes. Yakni para pengikut Nazareth. Hal itu disebabkan Jesus sekalipun dilahirkan di Bethlehem, akan tetapi keluarganya menetap di kota-kecil Nazareth dalam wilayah Galelia.
Oleh sebab itulah para mukmin pertama itu disebut pihak lawannya dengan pengikut orang Nazareth atau Nazarenes. Dari sebutan Nazarenes itulah lahir sebutan Nashara dalam bahasa Arab dan sebutan Nasrani dalam bahasa Indonesia.
Sedangkan sebutan Christians (Kristen) baru muncul pada masa belakangan, jauh sepeninggal Jesus. Sebutan itu bermula lahir di kota besar Antiokia di Syria Utara, sewaktu Barnabas dan Paulus menjalankan missinya di kota besar itu, yang mempunyai kedudukan sebagai ibukota imperium Roma untuk wilayah belahan Timur.
Disebabkan Barnabas dan Paulus di dalam missinya tidak henti-hentinya menyatakan dan menegaskan bahwa Jesus itu adalah Christos (AI-masih) maka orang sekitarnya memanggilkan mereka itu dengan para pengikut Kristus (Christians). Dari situlah lahir sebutan Orang kristen di dalam bahasa Indonesia.
Jesus wafat, menurut A. Powell Davies di dalam The First Christian cetakan 1957 halaman 13, sekitar tahun 29 Masehi. Pendapat itu dikukuhkan oleh Hugh J. Schonfield dalam The Authentic New Testament cetakan 1958 halaman XIV.
Sedangkan peristiwa pada kota-besar Antiokia itu terjadi, menurut Hugh J. Schonfield, sekitar tahun 46-48 masehi. Jadi Iebih kurang dua puluh tahun sepeninggal Jesus barulah muncuI sebutan Christians (orang Kristen).
Early Christians (Kristen Pertama) dan Gentile Christians (Orang Kristen Asing / Berikutnya)
Pada akhirnya pecah sengketa sengit antara Barnabas dengan Paulus pada kota-kota besar Antiokia itu (Kisah Rasul-Rasul, 15 :39), dan juga Peteros dengan Paulus pada kota-besar Antiokia itu ia, 2: 11-21 ). Inti pokok yang menyebabkan sengketa itu tidak pernah dijelaskan di dalam Kisah Rasul-Rasul, akan tetapi hal itu akan dicoba dijelaskan dalam uraian berikut.
Karena sengketa sengit itu Paulus bersama Silas meninggalkan kota-besar Antiokia untuk selama-lamanya (Kisah Rasul-Rasul, 15:40-41) menuju Asia Kecil dan Makedonia dan semenanjung Achaia (Grik) guna mengembangkan ajarannya dalam lingkungan orang Grik dan mereka itulah yang disebut dengan Gentile Christians (Orang kristen Asing).
Sebutan itu lahir dalam dunia kristen untuk membedakan kelompok Pengikut yang Baru itu dengan Kristen Petama, Early Christians, yakni para pengikut Jesus Kristus yang mula-mula dalam lingkungan masyarakat Yahudi di Palestina, yang disebut dengan Nazarenes itu.
Para pengikut yang pertama diyakini telah musnah sebagian besarnya pada masa pemberontakan total bangsa Yahudi di Palestina terhadap penindasan imperium Roma, yang berlangsung sepuluh tahun lamanya, yaitu antara tahun 65 sampai 75 masehi. Legiun X dari pihak Roma melakukan pembunuhan-pembunuhan massal (massacre) pada perkampungan-perkampungan Yahudi di seluruh Palestina, kecuali yang sempat melarikan diri ke lembah Mesopotamia dan Arabia Selatan dan berbagai wilayah lainnya.
Sewaktu Panglima Titus pada tahun 70 masehi berhasil merebut dan menguasai benteng pertahanan terakhir dari pihak Yahudi, yaitu Kota Suci Jerusalem, maka berlangsung pembunuhan massal lagi. Panglima Titus bertindak menghancurkan Bait Allah di atas bukit Zion, yakni Bait Allah yang terkenal megah dan agung itu, yang pada masa dulu bermula dibangun oleh Nabi Sulaiman dan dikenal dengan Kuil Sulaiman (Solomon's Temple).
Panglima Titus mengumumkan wilayah Jerusalem dan sekitarnya dikuasai kini oleh pihak imperium Roma dan wilayah tersebut diberi nama dengan : Aeliae Capitolae. Semenjak tahun 70 masehi itu setiap orang Yahudi tidak di izinkan memasuki wilayah Aelice Capitolae itu.
Semenjak pemberontakan total yang gagal itulah dikenal dalam sejarah bangsa Yahudi dengan Great Diaspora, yakni masa memencar tanpa tanah air. Pada masa yang sangat tragis itu diyakini kelompok-kelompok pengikut Jesus yang pertama-tama (Early Christians) ikut musnah. Kecuali kelompok kecil yang sempat meliputkan dirinya ke kota Pella di seberang sungai Jordan, yang pada masa belakangan dikenal dengan sekte Ebionites yang mempunyai Injil sendiri yang dikenal dalam sejarah dengan Ebionite Gospel (Injil Ebionites), yang isinya jauh berbeda dengan Injil-Injil yang menjadi pegangan dunia kristen pada masa berikutnya dan kini.
Karena kelompok yang pertama-tama dapat dikatakan telah musnah pada masa pemberontakan itu maka berkembanglah kelompok pengikut yang baru, dibawah ajaran Paulus, yaitu Gentile Christians (Orang Kristen Asing).